Fact or Fake, Garam Himalaya Baik Untuk MPASI?
MPASI
Pemberian air susu ibu (ASI) secara eksklusif pada bayi selama enam bulan pertama kelahiran. Setelah itu, bayi mulai diberi makanan pendamping ASI (MPASI). Makanan pendamping (MPASI) diberikan untuk mencukupi kebutuhan nutrisi untuk bayi yang tak dipenuhi oleh ASI.
Makanan pendamping ASI juga harus diberikan sevariatif mungkin untuk mencukupi kebutuhan nutrisi pada bayi guna mendukung pertumbuhannya dan agar perbendaharaan rasanya meningkat.
Namun banyak hambatan yang membuat anak jadi susah makan. Salah satunya karena para ibu enggan memasukkan gula dan garam pada makanan pendamping anak. Tidak memberikan rasa pada makanan pendamping anak justru bisa jadi akan menyebabkan bayi menjadi susah makan karena rasanya yang hambar.
Tak hanya sebagai penyedap pada makanan pendamping, alasan lain gula dan garam juga harus diberikan adalah karena hal tersebut termasuk kebutuhan perkembangan fisik anak. Hanya saja kadarnya harus dibatasi.
Seperti yang kita ketahui, anak satu tahun ke atas sudah memerlukan garam sedikit lebih banyak dibandingkan dengan anak di bawah usia satu tahun. Namun kebanyakan ibu percaya dan lebih memilih garam Himalaya untuk MPASI dengan alasan garam Himalaya lebih aman.
GARAM HIMALAYA
Garam Himalaya adalah garam yang berasal dari pegunungan Himalaya, berwarna merah muda dan diklaim mengandung hampir 80 mineral yang berbeda. Garam kristal ini juga dipercaya memiliki berbagai manfaat bagi kesehatan seperti mempertahankan hidrasi tubuh, menyeimbangkan pH tubuh dan detoksifikasi. Namun sayangnya sampai sekarang belum ada bukti ilmiah yang mendukung klaim tersebut hingga saat ini.
Sayangnya, garam Himalaya tidak mengandung yodium yang diperlukan oleh bayi. Natrium yang terkandung pada garam ini juga lebih sedikit jika dibandingkan dengan kandungan natrium pada garam dapur. Pada tahun 1965, ada kejadian endemis goiter di daerah Himalaya. Goiter adalah pembesaran kelenjar tiroid yang disebabkan kekurangan yodium.
Berbeda dengan garam dapur, garam Himalaya tidak mengalami pemrosesan sehingga tidak ada zat tambahan yang ditambahkan ke dalamnya. Hal ini membuat garam Himalaya sangat murni dan mempunyai konsentrasi mineral dan warna merah muda yang masih alami.
Dibandingkan dengan garam dapur, garam Himalaya tidak terdapat kandungan yodium yang berfungsi mencegah kekurangan yodium pada tubuh. Kekurangan yodium dapat mengakibatkan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY). Gangguan akibat kekurangan yodium ini dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan, serta gangguan metabolisme tubuh. Pada bayi dan anak, dampak berupa gangguan pertumbuhan fisik dan mental.
Meski mengkonsumsi garam dapur sering dianggap tidak baik karena bisa menyebabkan tekanan darah tinggi, tapi pada dasarnya tubuh membutuhkan garam untuk mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit, memperlancar hantaran aliran listrik di saraf, dan berperan dalam kontraksi otot.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan pemberian garam beryodium (garam dapur) untuk MPASI demi mencukupi kebutuhan yodium pada bayi. Namun tetap harus memperhatikan kadar dan tidak boleh melebihi takaran yang ditentukan.
ayo segera bergabung dengan saya di D3W4PK
BalasHapushanya dengan minimal deposit 10.000 kalian bisa menangkan uang jutaan rupiah
ditunggu apa lagi ayo segera bergabung, dan di coba keberuntungannya
untuk info lebih jelas silahkan di add Whatshapp : +8558778142
terimakasih ya waktunya ^.^