STAINLESS STRAW TIDAK RAMAH LINGKUNGAN???

Gambar oleh Lisa Redfern dari Pixabay

Masyarakat Indonesia saat ini sudah ramai yang memulai gaya hidup Zero Waste atau Bebas Sampah. Zero Waste adalah gerakan mengurangi jumlah sampah atau limbah sampai ke tempat pembuangan akhir. Salah satu penyumbang sampah terbesar adalah benda-benda sekali pakai atau yang dikenal dengan istilah Single Use Items yang sebenarnya dapat kita hindari penggunaannya.

Benda apa saja yang termasuk Single Use Items?

Benda-benda yang termasuk Single Use Items yaitu sedotan plastik, sendok atau garpu plastik, kantong kresek, cotton bud, kapas muka dan benda lainnya.

Kamu pasti sudah tidak asing lagi kan dengan sedotan stainless atau biasa
disebut stainless straw?

Stainless straw sekarang lagi marak-maraknya dipergunakan sebagai pengganti sedotan plastik sekali pakai (disposable straw). Selain stainless steel, beberapa sedotan yang ramah lingkungan yaitu sedotan bambu, sedotan kaca, sedotan silikon dan sedotan kertas juga dapat digunakan sebagai alternatif penggunaan sedotan plastik.

Berdasarkan jenis-jenis plastik, sedotan plastik termasuk tipe plastik nomor 5 yaitu Polypropylene (PP). Jenis Polypropylene ini adalah plastik yang dapat didaur ulang atau di-recycle.

Namun untuk kasus sedotan plastik, banyak fasilitas-fasilitas pendaur ulang sampah plastik yang menolak karena ukuran sedotan plastik yang kecil dan fleksibel sehingga mudah tersangkut di dalam mesin. Tak sedikit pula pengolahan plastik yang tidak berhasil dan pada akhirnya hanya menjadi tumpukan sampah bahkan dibuang ke laut sehingga dapat membahayakan biota laut.

“Tapikan sedotan kecil, pakainya juga gak sering kok!”

Kalau miliyaran orang beranggapan seperti ini, kebayang gak sampah sedotan plastik di laut jadinya sebanyak apa?

Sedotan plastik merupakan salah satu penyumbang sampah terbesar di lautan. Terlebih Indonesia merupakan salah satu negara penghasil sampah sedotan plastik terbanyak di dunia dan nomor 4 penyumbang sampah sedotan plastik ke laut. Ketahuilah, butuh waktu 200 tahun untuk menghancurkan plastik.

Namun semakin gencarnya kampanye penggunaan stainless straw, tak sedikit masyarakat akhirnya sadar untuk menyelamatkan bumi terutama lautan dari sampah sedotan plastik. Bahkan sekarang banyak restoran cepat saji yang tidak menyediakan sedotan plastik.

Namun ada beberapa yang berpendapat bahwa stainless straw sebenarnya tidak ramah lingkungan jika ditelusuri proses pembuatannya. Benar gak sih???

Ternyata, jika ditinjau dari segi proses pembuatannya, stainless straw menyumbangkan total karbon yang lebih besar dibandingkan dengan proses pembuatan sedotan plastik. Total karbon yang dihasilkan dalam pembuatan stainless straw sangat jauh bila dibandingkan total karbon pembuatan sedotan plastik yaitu:

Total karbon footprint dari 1 sedotan plastik
- CO2 : 1,45 CO2/straw

Total karbon footprint dari 1 stainless straw
- CO2 : 217,16 CO2/straw

Emisi karbon dioksida (CO2) merupakan salah satu penyumbang kejadian global warming.

Namun, penggunaan stainless straw akan lebih baik apabila digunakan sebanyak 150 kali untuk menembus emisi karbon dioksida.  Artinya, penggunaan stainless straw yang bertujuan untuk pelestarian lingkungan akan menjadi sia-sia jika digunakan kurang dari 150 kali.

Bagaimana dengan sedotan plastik?

Penggunaan sedotan plastik tidak dapat menembus emisi karbon dioksida karena penggunaannya cuma sekali pakai.

Jadi, yuk sayangi bumi dengan mengurangi penggunaan produk-produk sekali pakai! Efeknya gak cuma untuk kita sekarang tapi anak cucu kita kelak.

Belum ada Komentar untuk "STAINLESS STRAW TIDAK RAMAH LINGKUNGAN???"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel